Wahana Park: Produsen Permainan Edukatif yang Aman
![]() |
Permainan Edukatif yang Aman |
Beberapa tahun lalu aku sempat frustasi nyari mainan buat
ulang tahun keponakan—masih umur 4 tahun waktu itu. Kriteria utamaku simple:
harus bisa bantu dia belajar sesuatu dan nggak bikin aku
waswas soal keamanannya. Tapi yang aku temuin malah mainan plastik murahan,
part kecil di mana-mana, dan cat yang baunya aja udah bikin khawatir.
Nah, di situlah aku kenal Wahana Park. Awalnya
iseng liat-liat website produsenplayground.com . Jujur, dari
segi tampilan, mainan mereka punya estetika yang beda. Warna-warnanya lembut
tapi tetap eye-catching, nggak “norak” kayak kebanyakan mainan anak-anak. Aku
coba beli satu dulu, waktu itu Puzzle Mengenal Profesi. Dan
ternyata, itu awal dari segalanya.
Begitu mainan sampai, aku langsung bisa lihat perbedaannya.
Bahan utamanya dari kayu, finishing-nya halus, dan yang paling penting: nggak
ada sudut tajam sama sekali. Bagian yang menurutku keren adalah mereka
menyertakan penjelasan singkat di kotaknya tentang manfaat permainan tersebut.
Kayak “melatih motorik halus,” “mengembangkan imajinasi,” dan semacamnya. Itu
info kecil yang sangat membantu buat orang dewasa yang nggak terlalu ngerti
soal perkembangan anak.
Setelah mainin puzzle itu bareng keponakan, aku sadar satu
hal—dia lebih lama fokus dan jauh lebih tertarik dibanding
waktu mainin mainan elektronik yang bunyinya cuma “ding-ding-ding”. Bukan
berarti mainan elektronik buruk ya, tapi kadang anak-anak tuh justru butuh
stimulasi yang lebih aktif secara mental, bukan cuma visual dan suara doang.
Dari situ aku mulai cari tahu lebih dalam tentang Wahana
Park. Ternyata mereka ini produsen lokal yang udah lumayan lama eksis dan fokus
banget di mainan edukatif berbasis aktivitas motorik dan kognitif.
Mereka punya banyak jenis produk, mulai dari papan angka, matching
card, puzzle bentuk, sampe role play set buat
belajar profesi, emosi, dan lain-lain.
Dan yang bikin aku makin yakin sama mereka? Mereka
jelas-jelas mencantumkan info tentang keamanan bahan, sertifikasi,
dan bahkan pedoman penggunaan. Produk mereka bebas BPA, pakai cat non-toxic,
dan diproses dengan standar keamanan anak. Serius, ini jarang banget aku temuin
di produk lokal lain. Bahkan brand impor pun banyak yang nggak sejelas ini
dalam komunikasi soal bahan.
Tapi ya, seperti biasa, nggak semua pengalaman itu mulus.
Aku pernah beli salah satu produk mereka—matching card
huruf—yang ternyata laminasinya kurang tahan air. Dalam beberapa minggu,
karena sering dimainkan (dan kadang ditaruh di tempat basah oleh anak-anak,
wajar banget), kartunya mulai rusak. Awalnya aku agak kecewa. Tapi pas aku
kontak tim CS-nya, respons mereka cepet banget. Nggak cuma minta maaf, mereka
juga kasih tahu kalau ada versi terbaru yang udah diperbaiki dan lebih tahan
lama.
Itu momen aku sadar, mereka dengerin feedback dan
terus memperbaiki diri. Buatku itu penting. Karena produsen yang baik bukan
cuma yang bikin produk bagus, tapi juga yang terbuka dan mau berkembang dari
masukan penggunanya.
Beberapa hal yang aku pelajari selama jadi “penggemar”
produk Wahana Park:
1. Pilih produk sesuai usia anak
Sering banget kita tertarik beli mainan karena lucu atau
terlihat “pintar,” padahal belum tentu cocok buat anak di usia tertentu.
Misalnya, balok susun angka mungkin terlalu sulit buat anak
usia 2 tahun. Tapi puzzle bentuk sederhana akan lebih sesuai.
Untungnya, Wahana Park selalu mencantumkan usia rekomendasi yang cukup
spesifik. Ini sangat membantu banget.
2. Jangan abaikan aspek sensorik
Beberapa produk Wahana Park mengajak anak merasakan tekstur,
menggerakkan objek, bahkan mencocokkan warna dan suara (dalam bentuk
sederhana). Ini membantu banget buat perkembangan sensorik anak, terutama di
usia golden age (0–5 tahun). Banyak orang tua fokus di huruf dan angka, tapi
lupa bahwa kemampuan dasar kayak mengingat bentuk, memegang dengan benar, atau
membedakan warna juga penting banget.
3. Kombinasikan dengan cerita atau kegiatan lain
Waktu aku main bareng keponakanku pakai Puzzle
Profesi, aku tambahin cerita kecil. Misal, pas dia nyusun dokter, aku
bilang “Dokter itu bantu orang sembuh, loh. Tapi dia juga harus rajin belajar.”
Ternyata, storytelling sederhana kayak gini bikin dia makin semangat. Jadi ya,
jangan cuma kasih mainan—main bareng mereka. Itu yang bikin efek edukatifnya
maksimal.
4. Pertimbangkan aspek budaya lokal
Ini yang menurutku jadi nilai plus Wahana Park dibanding
brand luar: beberapa produknya mengandung konteks budaya Indonesia.
Misalnya puzzle kendaraan umum yang menyertakan angkot, bajaj,
dan becak. Anak-anak jadi belajar tentang lingkungan sekitarnya, bukan cuma
tahu tentang bus sekolah kuning ala film barat.
5. Kualitas bertahan, bahkan buat dipakai berulang
Aku udah nyimpan beberapa produk Wahana Park lebih dari dua
tahun, dan sebagian besar masih sangat layak pakai. Bahkan beberapa diantaranya
sempat aku pinjamkan ke teman yang punya anak usia sama. Nggak banyak mainan
yang bisa tahan kayak gini, apalagi dengan harga yang menurutku cukup
terjangkau dibanding brand luar negeri.
Oke, aku tau ada banyak banget produsen mainan edukatif di luar sana. Dan ya, tiap anak punya kebutuhan yang beda.
Tapi kalau kamu nyari kombinasi aman, edukatif, dan punya sentuhan lokal,
Wahana Park menurutku susah dikalahkan. Apalagi kalau kamu termasuk tipe orang
dewasa yang mau terlibat aktif dalam bermain bersama anak.
Karena jujur aja, di era digital kayak sekarang, di mana
anak-anak gampang banget dikasih tablet buat diem sejenak, kehadiran mainan
edukatif fisik itu jadi kayak napas segar. Mereka bisa memegang,
mengatur, mencoba, gagal, dan mencoba lagi. Proses trial and error ini yang
penting banget buat pertumbuhan mental mereka. Dan Wahana Park ngasih ruang itu
lewat produknya.
Sebagai penutup, satu hal yang mau aku tekankan: edukasi
anak nggak harus ribet atau mahal. Kadang cukup dari main bareng,
tanya-jawab, dan memberi ruang buat eksplorasi. Dan produsen seperti Wahana
Park, menurutku, benar-benar bantu banyak orang tua yang mau memfasilitasi hal
itu—tanpa harus takut soal keamanan atau merogoh kocek terlalu dalam.
Kalau kamu lagi nyari alternatif dari mainan elektronik atau
sekadar mau mulai membiasakan anak bermain sambil belajar, coba deh intip
produk mereka. Siapa tahu, kamu juga bakal jadi kayak aku—yang awalnya cuma
coba satu, lalu malah jadi “kolektor dadakan”.
Kalau kamu mau, aku bisa bantu buatkan artikel lanjutan,
misalnya “10 Produk Terbaik dari Wahana Park untuk Anak Usia 3–6 Tahun” atau
“Tips Menyusun Rutinitas Belajar Seru di Rumah Pakai Mainan Edukatif”. Mau
lanjut ke sana?